Take a brake, pindah bahasan dari perTeleponan ke tingkat lebih advance, Digital Crime 😄
Di zaman dengan penuh kecanggihan dan digitalisasi, kejahatan dunia maya sangat banyak, berita hoax, penipuan. Ujaran kebancian dan lain lain,mau tahu cara ungkap pelaku kriminal ini?
Pelaku kriminal dunia maya sangat cepat sekali menyebar dan memakan korban tak sedikit karena semua bebas aksess sosial media. Ya para pelaku kriminal di Facebook,WhatsApp, Twitter, reddit, quora dan semacamya, sangat banyak apa lagi literasi digital kita sangat rendah.
lanjut 👇👇👇Bahas facebook aja, karena pengguna facebook di indonesia cukup tinggi Bagaimana pihak berwajib bisa mengungkap itu semua?Pakai alat apa ya?
Tentu cara ungkap pelaku kriminal dunia maya itu membuat penasaran, bagaimana pihak kepolisian bisa ungkap dan melacak akun palsu seseorang di Facebook lalu menangkapnya?Sebuah ungkapan tanya seperti itu terlontar oleh pengguna situs Selasar, yang merupakan salah satu situs berbagi pengetahuan.Seorang profesional digital bernama Hilman Fajrian yang juga founder Arkademi.com, pernah menjawab pertanyaan tersebut pada (6/3/2017).Menurut Hilman Fajrian, Polri bisa melacak pemilik akun palsu Facebook (FB) dan tindakan kriminal di dunia maya lainya , karena telah bekerjasama dengan FB sebagai lembaga yang harus tunduk pada ketentuan proses penegakan hukum di negara tempat ia beroperasi.
baca juga : Tips n Trick : Hindari Penipuan Dengan Modus OTP
Table of Contents
Metode pelacakannya adalah sebagai berikut
Tanpa kita sadari FB selalu mencatat semua IP yang di gunakan setiap akun, tak peduli asli atau palsu. Ini juga termasuk lokasi terakhir saat GPS aktif maupun tidak aktif. Setiap akun tidak asli pasti terasosiasi (terhubung) dengan akun asli pemiliknya.(untuk pantau hasil iseng mereka 😂) ,Bahkan bila di gunakan di satu perangkat PC atau Laptop, biasanya menggunakan on-click login yang cukup menekan foto profile.(cara para newbie hih 👎)IP asli juga tercatat, bahkan bila pemilik pelaku dunia maya mengelola akun-akun palsunya menggunakan social media management tool seperti Hootsuite yang bisa menggabungkan banyak akun ke dalam satu dashboard.Jadi bila ada 1 akun palsu yang sedang di buru, tinggal menfilter nama-nama akun yang menggunakan IP yang sama dengan IP akun palsu tersebut. ( IP itu sudah teralokasi alias di jatah)
Akun yang bercorak organik adalah tersangka pertama yang di curigai sebagai pemilik akun palsu atau penjahat dunia siber. Saat IP akun pemilik sudah di pegang, Polri tinggal di cari tahu lokasi alamatnya lewat provider internet. Provider internet ini bisa operator seluler seperti Telkomsel, XL, Indosat dan lainnya, bisa juga ISP seperti BizNet, CBN, Firstmedia, Indihome dan seterusnya. Bila IP yang di gunakan berasal dari operator selular. Polisi akan meminta nomor telepon HP yang terasosiasi dengan IP tersebut dari operator selular. Pencarian posisi bisa menggunakan metode triangulasi, data lokasi GPS terakhir alias history, atau social engineering. Ketika pelaku tertangkap, maka semua perangkat komputasinya (PC, laptop, ponsel) akan di sita untuk di selidiki isinya dan jadi barang bukti.
Baca Juga : Facebook Resmi Jadi Perusahaan 1 Triliun Dollar
Bagaimana dengan mereka yang mengakses internet di balik VPN?
kebanyakan pelaku kriminal dunia maya melakukan ini dengan tambahan VPN yang bisa sembunyikan IP asli. Beberapa pihak yang saat ini menjalankan bisnis manajemen reputasi (buzzer) dengan akun-akun palsu. Para buzzer ini menggunakan VPN untuk berlindung di balik proxy sehingga IP asli mereka tidak terekam. Padahal, banyak sekali cara mendapatkan IP di balik VPN, baik dengan white hat atau black hat.
Polisi kita sekarang tidak gaptek dan mulai di isi oleh generasi digital native dan di perkuat oleh banyak konsultan. Mereka punya otoritas, uang, jaringan, teknologi, infrastruktur, keahlian, keuletan, dan SDM. Begitulah cara polisi ungkap pelaku kejahatan siber dan melacak akun palsu seseorang. Yang menebarkan kabar Hoax, kebencian, SARA, foto mesum mantan bahkan kriminalitas.
Masih berniat berbuat negatif dengan melakukan kegiatan yang melawan hukum dan kejahatan siber ? Lebih baik jangan ya, karena polisi kita saat ini makin canggih dan dengan mudah menemukan siapa pengirim pertamanya. Ingat, semua akun yang kita buat tercatat rapi semuanya oleh pengelola media sosial. Seperti Facebook atau Twitter, bahkan meskipun sudah di hapus.
Catatan kecil dari saya :
Sebenarnya susah mendapat informasi dari pihak penyedia layanan sosmed, karena perbedaan hukum. Maka dari itu pemerintah mengejar para penyedia layanan ini buat memiliki server di Indonesia 👍 . Bahkan di dunia siber dan para pelaku kriminal dunia maya. Pelacakan sekarang sudah semakin canggih. Mereka sudah bisa membaca,session,click (di PC). Mouse moving track, spec gadget kita, OS, ukuran layar , halaman apa yang anda pernah kunjungi di website dan lain lain. Jangan mudah memberikan data pribadi anda ke pihak asing / yang tidak kredibel. Karena pelaku kriminal di dunia maya dan kejahatan siber ini semakin canggih
Yuk Ber Internet Sehat